Kepemimpinan Keluarga yang Terinspirasi dari Al-Quran

Oleh Dr. Derysmono, Lc., S.Pd.I., M.A.

Allah swt berfirman dalam alquran tentang kepemimpinan dalam keluarga.

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٞ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ وَٱلَّٰتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهۡجُرُوهُنَّ فِي ٱلۡمَضَاجِعِ وَٱضۡرِبُوهُنَّۖ فَإِنۡ أَطَعۡنَكُمۡ فَلَا تَبۡغُواْ عَلَيۡهِنَّ سَبِيلًاۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيّٗا كَبِيرٗا  ٣٤

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. QS. An-Nisa : 34.

Ibnu Katsir menafsirkan kata “qawwamun” itu dengan pemimpin, beliau katakan ,

أَيِ: الرَّجُلُ قَيّم عَلَى الْمَرْأَةِ، أَيْ هُوَ رَئِيسُهَا وَكَبِيرُهَا وَالْحَاكِمُ عَلَيْهَا وَمُؤَدِّبُهَا إِذَا اعوجَّت

Lelaki itu adalah pengurus wanita, yakni pemimpinnya, kepalanya, yang menguasai, dan yang mendidiknya jika menyimpang.

Dalam ayat ini sesungguhnya mengungkapkan alasan kenapa laki-laki dijadikan pemimpin bagi keluarganya, ibnu katsir katakan “karena kaum laki-laki lebih afdal daripada kaum wanita, seorang lelaki lebih baik daripada seorang wanita, karena itulah maka nubuwwah (kenabian) hanya khusus bagi kaum laki-laki. Demikian pula seorang raja. Karena ada sabda Nabi Sawdan kelebihan lainnya Berupa mahar (mas kawin), nafkah, dan biaya-biaya lainnya yang diwajibkan oleh Allah atas kaum laki-laki terhadap kaum wanita, melalui kitab-Nya dan sunnah Rasul-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2, hal. 292)

Ada dua poin yang penulis pahami dari tafsir ibnu katsir, pertama; kepimpinan dalam hal manajemen rumah tangga dan kewajiban mendidik keluarga, kedua; tanggungjawab atas kepemimpinannya dengan mahar, nafkah dan lain-lainya yang wajib dilakukan oleh laki-laki.

Kepemimpinan oleh laki-laki itu bukan hanya sekedar mencari nafkah, tapi juga mendidik istri dan keluarga, mengatur keluarga agar taat kepada Allah swt dan Rasul-Nya. Kalau penulis lebih tekankan lagi, menjadi pemimpin keluarga bertugas memenuhi kebutuhan keluarga, aspek ruhiyah (ketaatan kepada Allah dan Ibadah), aspek  Aqliyah (Pendidikan), aspek Jasadiyah (Nafkah dan lain-lain).

Jika penulis kembalikan ke zaman sekarang, kita akan dapatkan bahwa kepemimpinan dalam hal jasadiyah banyak menjadi masalah, padahal hukumnya wajib bagi suami dalam hal nafkah hal ini dikuatkan oleh pendapat Wahbah Zuhaili dalam tafsirnya mengatakan, wajibnya seorang suami menafkahi istrinya. (Tafsir Al-Munir, jilid 5, hal.61). yang harus menjadi catatan masalah nafkah menjadi salah satu penyebab rusaknya rumah tangga. Dari data https://databoks.katadata.co.id/ menyebutkan bahwa penyebab perceraian terbanyak berikutnya karena faktor ekonomi, yakni sebanyak 110.939 kasus (24,75%). Ini tentunya butuh perhatian oleh para kepala keluarga untuk menyeimbangkan antara 3 unsur utama,  aspek ruhiyah, Aqliyah, dan  Jasadiyah.

Kepemimpinan Keluarga berbasis Tawazun (Keseimbangan).

Allah swt berfirman,

وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ  ٧٧

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Al-Qashash : 77.

Inilah dalil bahwa sebagai pemimpin hendaknya seimbang dalam mengatur urusan keluarga, jangan terlalu condong ke dunia, hingga lupa akhirat, atau sebaliknya. Jadi dunia dan akhirat harus sama-sama kuat.

Kepemimpinan Keluarga yang Adil dan berkasihsayang

فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا

Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. (An-Nisa: 34)

Ibnu Katsir mengatakan apabila seorang istri taat kepada suaminya dalam semua apa yang dikehendaki suaminya pada diri si istri sebatas yang dihalalkan oleh Allah, maka tidak ada jalan bagi si suami untuk menyusahkannya, dan suami tidak boleh memukulnya, tidak boleh pula mengasingkannya. (Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2, hal. 293)

Hal ini memberikan pesan bahwa seorang suami jangan melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) karena hal tersebut dalam melukai istri dan juga menyusahkannya.

Rasulullah SAW bersabda:

أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلُقًا، وخيارُكم خيارُكم لنسائِهم

Sebaik-baik orang beriman adalah yang terbaik dalam akhlaknya. Dan sebaik-baik dari kalian, adalah orang-orang terpilih (secara akhlak) kepada para wanita.”  (HR. Ibnu Hibban, At-Tirmizi, Ahmad dll).

Kepemimpinan Keluarga yang dekat dengan Alquran

Hendaknya seorang pemimpin dapat mendekatkan keluarga kepada alquran, karena dengan dekat dengan alquran, Allah swt akan memberikan keberkahan, kebaikan dan kemesraan bagi keluarga.

إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرٗا كَبِيرٗا

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, QS. Al-Isra’ :9.

Keluarga membutuhkan suatu pengikat diantara mereka dan itu adalah alquran. Semoga kita mendapatkan keutamaan ahlul quran dan mewujudkan kepemimpinan keluarga yang qurani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *