
- Version
- Download 292
- File Size 449.84 KB
- File Count 1
- Create Date September 15, 2023
- Last Updated September 15, 2023
Teks Khutbah Jum’at “Meneladani Nabi SAW dalam memuliakan Istri Menurut QS Al-Ahzab 28-29” Oleh Dr. Derysmono, Lc., S.Pd.I., M.A.
Teks Khutbah Jum’at
“Meneladani Nabi SAW dalam memuliakan Istri Menurut QS Al-Ahzab 28-29”
Oleh Dr. Derysmono, Lc., S.Pd.I., M.A.
(CEO adaustadzh.com, Sekum PP HDMI, Direktur Ma’had Aly Raudhotul Qur’an Azzam Sako)
Khutbah ke-1
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ فقال تعالى : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah
Alhamdulillah puji Syukur kepada Allah swt yang telah memberikan begitu banyak nikmat, diantara nikmat tersebut adalah nikmat diberikan kesempatan hidup, selain itu pula kita patut bersyukur karena masih dikuatkan dalam ikatan iman dan Islam.
Sholawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di mana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah mencontohkan kepada kita semua tentang hakikat kehidupan yang tiap-tiap yang hidup pasti akan mati dan tiap-tiap yang datang pasti akan pergi semoga sisa umur kita dapat senantiasa digunakan untuk mengikuti sunnah-sunnah Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Hadirin yang dirahmati Allah
Berita kekerasan kepada Wanita atau istri semakin hari semakin marak dan banyak, tidak sedikit kita dengarkan, kita saksikan para istri menjadi korban kekerasan. Menurut data dari KemenPPPA, rumah tangga menjadi lokasi kejadian yang paling banyak terjadi kekerasan. Sepanjang tahun 2022, KemenPPPA menerima sebanyak 16.899 aduan kekerasan rumah tangga. Lalu, jumlah korban KDRT pada 2022 pun mencapai 18.142 korban
Tentu kita tidak ingin bahwa kasus-kasus yang demikian terjadi di lingkungan kita, apa lagi kita akan menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sungguh sesuatu hal yang seharusnya tidak terjadi di keluarga yang notabene nya muslim, yang mana Nabi kita Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan bagaimana memuliakan istri.
Hadirin yang dirahmati Allah
Izinkan khotib Pada kesempatan kali ini menyampaikan suatu tema yaitu Meneladani Nabi SAW dalam memuliakan Istri menurut Tafsir QS Al-Ahzab.
Hadirin yang dirahmati Allah
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. QS alAhzab : 21.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengatakan, Ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada kita agar meniru Rasulullah Saw. dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Karena itulah Allah Swt. memerintahkan kepada kaum mukmin agar meniru sikap Nabi Saw.
Apalagi dalam hal memuliakan istri, Rasulullah saw adalah orang yang paling mampu mengendalikan masalah keluarga dan meminimalisir dampak-dampaknya.
Salah satunya adalah kisah Rasulullah saw saat menyampaikan QS. Al-Ahzab : 28-29. Allah swt berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا (28) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا (29(
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar. QS. Al-Ahzab : 28-29.
Dalam ayat ini sesungguhnya memberikan informasi kepada kita, bahwa rumah tangga Nabi SAW sekalipun tentu menghadapi masalah dan tantangannya. Namun yang menarik adalah bagaimana sikap Nabi SAW ketika menghadapi masalah tersebut terjadi terutama kepada istrinya.
Jadi hadirin sebelum ayat ini turun, bahwa istri Nabi meminta kepada Nabi saw untuk menambah nafkah mereka.
Pertama : Sikap Saling terbuka dan menasehati
Sebagaimana ketika Rasulullah saw ingin memberitahu istrinya akan turunya surat ini,
قَالَ: "إِنِّي ذَاكِرٌ لَكِ أَمْرًا، فَلَا عَلَيْكِ أَنْ لَا تَسْتَعْجِلِي حَتَّى تَسْتَأْمِرِي أَبَوَيْكِ"، وَقَدْ عَلمَ أَنَّ أَبَوَيَّ لَمْ يَكُونَا يَأْمُرَانِي بِفِرَاقِهِ.
Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya aku akan menuturkan kepadamu suatu urusan, maka janganlah engkau tergesa-gesa mengambil keputusan sebelum meminta pendapat dari kedua ibu bapakmu. HR. Bukhari.
Apa yang dilakukan oleh Nabi saw ini menjadi inspirasi bagi kita semua, dalam teori disebut dengan "komunikasi interpersonil yang konstruktif yaitu saling memberikan masukan atau nasehat dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memecahkan masalah, atau mencapai tujuan bersama. Sikap saling terbuka dan niat positif sangat penting dalam komunikasi yang konstruktif.
Sikap yang baik dan terbuka merupakan wujud dari ihsan kepada istri, sebagaimana sabda Nabi saw,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ ِلنِسَائِهِمْ
Artinya, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap perempuannya (istrinya)” (H.R. Ibnu Majah No. 1978)
Kedua : Mengajari Sikap Sederhana kepada Istri
Ibnu Katsir saat menafsirkan ayat ini QS Al-Ahzab 28-29 beliau mengatakan
Ini merupakan perintah dari Allah Swt., ditujukan kepada Rasul-Nya agar Rasul memberitahukan kepada istri-istrinya, hendaknyalah mereka memilih antara diceraikan, lalu bebas kawin lagi dengan lelaki lain yang dapat memberi mereka kesenangan duniawi dan perhiasannya, dan tetap bersabar bersama Nabi Saw. yang hidupnya begitu sederhana dan apa adanya, tetapi kelak mereka akan mendapat pahala yang berlimpah di sisi Allah bila bersabar.
Kalau kita kenal dengan istilah “Frugal living”. Frugal Living mengendalikan pengeluaran agar tidak melebihi pendapatan. Konsep ini mengajarkan untuk berfokus pada kebutuhan dasar daripada mengedepankan keinginan konsumtif yang berlebihan.
Dalam Alquran disebutkan QS, Al-Furqan : 67.
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُواْ لَمۡ يُسۡرِفُواْ وَلَمۡ يَقۡتُرُواْ وَكَانَ بَيۡنَ ذَٰلِكَ قَوَامٗا ٦٧
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
Kesederhanan menjadi cirikhas rumah tangga nabi saw.
Ketiga : Sikap Kasihsayang dan Sabar
Dalam sebuah hadits, yang menjadi penjelasan terhadap QS Al-Ahzab : 28-29, dari Ali r.a. yang menceritakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. pernah mengajukan pilihan kepada istri-istrinya antara perkara dunia dan akhirat, dan beliau tidak menceritakan masalah talak kepada mereka. Hadist ini munqathi’ namun makna nya masih benar sesuai dengan ayat.
Dalam kisah lainnya, Sahabat Anas bin Malik menceritakan; “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berada di rumah salah seorang istrinya, ” Anas berkata; “Menurutku adalah Aisyah.” Lalu Salah seorang istri beliau yang lain mengirimkan sepiring makanan yang diantar oleh utusannya, namun istri yang bersama beliau membuang piring yang berada di tangan utusan sehingga pecah terbelah menjadi dua. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan: غَارَتْ أُمُّكُمْ “(Ibu kalian sedang cemburu)” Lalu beliau menyatukan dua pecahan piring tersebut dan meletakkan makanannya di atasnya seraya bersabda: “Makanlah oleh kalian!” maka para sahabat pun memakannya. Sementara beliau tetap memegang piring yang pecah tersebut hingga mereka selesai memakan makanannya, lalu diberikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebuah piring yang lain, lalu beliau pun tinggalkan yang pecah.” (HR. Ahmad)
Keempat : Nabi saw tidak pernah memukul Istrinya.
Dalam kejadian Ayat QS. Al-Ahzab ini, Rasulullah saw tidak pernah sekalipun memukul istri nya, juga di kisah lainnya juga tidak pernah.
عن عائشة رضي الله عنها مرفوعاً: «ما ضرب رسول الله صلى الله عليه وسلم شيئا قَطُّ بيده، ولا امرأة ولا خادما، إلا أن يجاهد في سبيل الله، وما نيِل منه شيء قَطُّ فينتقم من صاحبه، إلا أن ينتهك شيء من محارم الله تعالى، فينتقم لله تعالى».
Dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- secara marfū', Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- tidak pernah memukul apapun dengan tangannya. Ia juga tidak pernah memukul istri-istri dan pelayannya, kecuali apabila beliau berjihad di jalan Allah. Ketika beliau disakiti, beliau sama sekali tidak pernah membalas orang yang menyakitinya, kecuali bila ada larangan Allah -Ta'ālā- yang dilanggar, maka beliau membalas karena Allah -Ta'ālā-. HR. Muslim.
Semoga kita semua para kaum adam ini, dapat menyayangi istri kita sebagaimana Nabi saw menyayangi istri beliau. Berbuat baik kepada keluarga sebagaimana Nabi saw berbuat baik kepada keluaga. Sebagaimana yang Allah perintahkan.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ٦
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. QS. At-Tahrim :6.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم